Monday, September 12, 2011

Perempuan dalam Media

Oleh : Lindayani/ 915080074

  Keberadaan perempuan sudah semakin telihat menghiasi media di Indonesia. Mulai dari cetak maupun elektronik, perempuan selalu ada di dalamnya. Hal ini membuat peran perempuan seakan tidak terlepas dari media. Namun bagaimanakah fenomena keberadaan perempuan dalam media itu sendiri? 

  Jika kita perhatikan industri media masa kini, perempuan selalu mendapat tempat dan terlibat di dalamnya. Mulai dari iklan, model di majalah, pemain sinetron dan penyiar radio. Namun dibalik "keeksisan" perempuan terdapat beberapa fenomena positif dan negatif yang dapat kita perhatikan dengan seksama.

Peran positif perempuan dalam media:

Perempuan menjadi duta negara

  1. Peranan perempuan di sektor publik. Perempuan yang terlihat di media, kini sudah muncul menjadi wanita karier dan bukan hanya mengurusi anak, dapur dan masak saja. Hal ini terbukti dari iklan-iklan di televisi yang menampilkan ayah sebagai pengganti ibu yang menemani anak menyikat gigi atau mencuci pakaian.
  2. Perempuan lebih mandiri. Banyak perempuan-perempuan yang mampu menjadi pemimpin walaupun masih diragukan kemampuannya oleh publik. Hal ini terlihat dengan kemampuan Sri Mulyani yang dulu menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Megawati yang pernah menjabat sebagai presiden RI.
  3. Perempuan lebih educated dan sukses. Citra perempuan yang seperti ini kebanyakan dibangun oleh iklan-iklan yang menampilkan peran wanita berkarier yang cerdas dan juga berhasil dalam pekerjaannya.
  4. Peran aktif perempuan dalam dunia sosial dan politik seperti pemimpin-penmimpin politik misalnya.
  5. Menjadi duta negara dalam ajang Putri Indonesia, Miss Universe, Miss Indonesia dan lain-lain.
  6. Perempuan masa kini berani mengungkapkan pendapat tentang kehidupan pribadi dan seksnya.
  7. Kesan perempuan yang feminin, anggun dan cantik dalam berbagai media.
  8. Perempuan terlihat lebih komunikatif. Hal ini dikarenakan masa kecil perempuan yang sering diajak bicara oleh orangtuanya, dibandingkan anak laki-laki. 
  9. Perempuan menjadi motivator dengan cerita-cerita yang menginspirasi banyak orang mengenai perjuangan hidupnya.
  10. Perempuan terlihat serba bisa karena keberadaannya yang "menjamur" di media-media.
Namun, selain citra positif yang ditimbulkan oleh media, perempuan juga cenderung diterpa citra negatif yang semakin dirasakan perempuan sekarang ini.


Perempuan dan ekspos sensualitas
  1. Perempuan menjadi korban ekspos sensualitas melalui iklan maupun film. Hal ini dikarenakan sensualitas wanita menarik mata lawan jenis dan dianggap dapat menghasilkan keuntungan bagi media.
  2. Bias jender dalam pemberitaan kekerasan seksual dimana wakita yang menjadi korban seringkali disalahkan karena kelemahannya.
  3. Perempuan dimanfaatkan sebagai obyek pemanis dalam iklan. Setiap iklan sebagian besar selalu melibatkan peran perempuan.
  4. Terjebak dalam konsumerisme. Perempuan senang terpancing dengan kata-kata SALE.
  5. Penghasilan perempuan lebih besar dari pasangannya dapat menimbulkan kesan meremehkan pasangan dan perceraian.
  6. Masih dibatasi aktivitasnya dengan berbagai larangan seperti tidak boleh pulang dan keluar di malam hari.
  7. Perempuan dianggap belum mampu menjadi pembuat keputusan.
  8. Obyek yang menjual dan menarik.
  9. Kebebasan perempuan sering disalah persepsikan menjadi negatif.
  10. Diskriminasi perawan dan perjaka.
  Kesimpulannya, fenomena positif dan negatif ini sudah terjadi melalui media dan bertumbuh di masyarakat kita. Apalagi citra perempuan yang dibentuk oleh industri periklanan seakan sulit untuk diubah mengingat faktor bisnis dan keuntungannya. 
  Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi yang nantinya akan berkecimpung di dunia jurnalistik, saya ingin berperan untuk mengikis citra negatif tentang perempuan yang sudah telanjur dibentuk oleh media. Cita-cita saya ingin membuat suatu tayangan feature khusus perempuan. Dalam tayangan itu akan mengupas stereotype, bias jender dan diskriminasi yang telanjur melekat pada perempuan. Harapannya melalui tayangan itu akan membuka mata publik sehingga mau mengubah pandangannya akan perempuan menjadi lebih baik lagi.

Sumber : 
Kelas Kapita Selekta oleh Ibu Hanny Wirawan, Dekan Fakultas Psikologi UNTAR
Rabu 7 September 2011


Sumber gambar :
vi.sualize.us

2 comments:

  1. dijaman yang modern ini, diskriminasi pada perempuan menunjukkan bahwa betapa tidak majunya suatu masyarakat,,,,

    pria dan wanita saat ini memiliki peranan kuat dalam bermasyarakat dan tidak lagi terbatasi dalam hal-hal tertentu....

    nice post linda,,,^^

    ReplyDelete
  2. Industri media tanpa kehadiran wanita ibarat sayur tanpa garam. Perempuan hadir sebagai bentuk pemanis dan pelengkap di media, bisa dibayangkan bila layar televeii maupun halaman utama media yang kita lihat mononton dengan laki-laki. namun sayang memang karena perempuan kerap kali dipandang sebelah mata.

    ReplyDelete