Saturday, September 17, 2011

Jurnalis Warga yang Sebenarnya

  Apa yang terlintas di benak Anda mengenai profesi jurnalis? Mungkin sebagian orang masih menilai, jurnalis hanyalah sebuah profesi bagi mereka yang bekerja di media massa seperti koran dan televisi. Namun, tahukah Anda, masyarakat juga bisa menjadi jurnalis? Ya. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan keterbukaan akses informasi dari masyarakat kepada media massa, kini seorang ibu rumah tangga pun bisa menjadi seorang jurnalis. Hal ini biasa dikenal dengan citizen journalist atau jurnalis warga.

  Contoh nyata ialah interaksi interaktif yang disediakan oleh radio, televisi maupun internet. Seorang warga bisa melaporkan keadaan lalu lintas di Jalan Sudirman kepada stasiun radio yang menerima laporan itu. Selain itu, kini  kita dapat memberi komentar pada informasi yang disampaikan oleh situs berita online dengan mudah dan cepat. 

  Beberapa waktu lalu, kita tentu masih teringat akan gelombang tsunami yang melanda negeri sakura yakni Jepang. Selama bencana ini berlangsung, banyak warga Jepang yang merekam bagaimana hebatnya gempa menggoncangkan perkantoran dan pasar swalayan yang ada. Berbekal video camera  dari ponsel atau handy cam, warga bisa menjadi jurnalis yang melaporkan informasi penting melalui video yang berhasil diliputnya. Stasiun televisi pun membuka tangan lebar-lebar untuk menerima video detik-detik tsunami dan gempa yang melanda Jepang itu. 

  Namun, kini yang menjadi masalahnya ialah masih ada batasan yang tidak jelas antar ruang publik dan ruang pribadi khususnya di dunia maya. Memberi informasi di blog, facebook, twitter sebenarnya belum mampu disebut sebagai jurnalis warga karena informasi yang disampaikan itu harus memenuhi nilai-nilai berita khususnya akurasi dan keberimbangan. Kini, banyak kasus pemberitaan yang tidak berimbang dan cenderung menghakimi yang notabene berada di dunia maya.

Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Media = ruang publik sosial + Kode Etik Jurnalistik
  2. Jurnalis bukanlah profesi sembarangan yang dapat dilakukan serampangan
  3. Berita beda dengan infosatu sisi, gosip atau syakwasangka (pendugaan)
  Perlu dibedakan juga mengenai media online seperti situs berita online dan ruang diskusi online seperti Twitter, Blog dan Facebook yang mana ruang diskusi di internet tidak bisa dijadikan sebagai media jurnalis warga. Kini, tengah dibicarakan mengenai Kode Etik Jurnalisme Warga dan Kode Etik Media Online agar terlihat jelas rambu-rambu untuk menjadi jurnalis warga yang informatif.

"Citizen Journalism  penting dan mendesak untuk dipraktekan, namun mutlak memenuhi etika dan kehati-hatian."

Sumber :
Kelas Kapita Selekta oleh Agus Sudibyo, Dewan Pers mengenai "Citizen Journalism, antara Kebutuhan dan Problem"
Rabu, 14 September 2011


No comments:

Post a Comment